Tokoh Utama Ketuk Palu; Perangnya Final Berakhir
Tiga warsa bukan perjalanan yang singkat. Salah satu buktinya; ia sering menampik ketika kisah baru itu akan dibuka. Tapi akhirnya, nyemplung juga.
Hehehe.
Satu kali lagi ia ulangi, tiga warsa bukan perjalanan yang singkat. Banyak kebimbangan dan sentimen asing yang dihadapinya.
Namun berhasil ditaklukan.
Ada era di mana sang Tokoh Utama berkoar ke sana sini, menggebu-gebu menggelorakan tilikannya.
Tapi lagi-lagi, berhasil menunduklah renjananya oleh si akal budi.
Untungnya, dia masih ada nalar. Kalau enggak, haduh… gak terlintas di kepala seberapa besar tersipunya ia saat ini.
Pernah juga, kala gelap ditemani oleh setitik cahaya, ia mesem-mesem. Individu lain pasti mengira dia gila. Ya memang.
Bukan cuma satu, tapi dua. Tergila-gila.
Hehehe.
Ada pula, dia gundah tak kepalang. Bibirnya sibuk berdecak, jantungnya punya ritme gak karuan. Bulak-balik, jalan-jalan tidak tenang. Panas. Sudah seperti kerasukan siluman.
Hehehe.
Dulu si Tokoh Utama lucu ya. Dia bukan pelawak unggul, namun berhasil membuat bagiannya yang lain tergelak.
Dulu, kini sudah. Sejak 150 yaum lalu.
Akhirnya pergulatan batin usai. Sang Tokoh Utama berani juga untuk mengambil keputusan; ia ketuk palu, ‘tok… tok… tok….’ . ‘Sidang’ resmi ditutup. Perangnya final berakhir.
Tokoh Utama bersuka cita. Ia merayakannya seorang diri.
Sebab di masa depan, ia bertanya, “Mau ikut?” kepada salah satu turunan Adam.
-C, 19/07/2023